Manly Beach, Sydney |
Satu
hari sebelum kembali ke Jakarta, jalan-jalan ke Opera dan Manly Beach.
Sebelumnya beberapa kawan membeli kacamata, tapi saya tidak karena saya sudah
punya kacamata, walaupun bukan hitam. Kuranglebih 20 menit kami naik ferry ke
Manly Beach. Di situ kami melihat pantai yang ramai pengunjung. Kami sempatkan
makan siang juga di sana.
Di
Manly Beach banyak orang mandi di pinggir laut. Seperti juga laut-laut lainnya
yang menjadi favorit orang barat, seperti itulah pemandangannya. Dalam fakta
seperti ini kita memang harus banyak-banyak menjaga pandangan dan beristigfar.
Bukan apa-apa, karena tatapan mata pada fenomena yang sangat terbuka itu
membuat kita bisa saja tergoda. Saya berharap semoga tidak tergoda dengan hal
itu. Dua tahun sebelumnya, di Pantai Kuta Bali juga saya lihat hal seperti ini,
sebuah pemandangan yang sulit dihindari saat mengunjungi Pantai Kuta.
Memperbanyak istigfar adalah bagian dari penjagaan diri kita. Untuk berfoto,
saya lebih memilih foto di tempat yang relative ‘aman’ untuk menjaga-jaga dari
tatapan orang yang kelak akan melihat foto tersebut.
Di
Pantai Manly Beach, Sydney
Dari
Manly Beach, kami kembali naik ferry ke pelabuhan dan menuju ke Paddys Market.
Kabarnya, souvenir di sini murah-murah, hampir sama dengan Queen Victoria Market di Melbourne. Waktu kita untuk belanja
sekitar satu setengah jam, setelah itu berkumpul, dan kembali ke Meriton. Saya
beli beberapa oleh-oleh seperti gantungan kunci, magnet kulkas, kaos Australia,
dan beberapa lainnya. Harga di sini sebenarnya ada yang relatif murah ketimbang
Queen Victoria, ada juga yang agak mahal. Memang tidak jauh berbeda.
Barang-barang yang di sini umumnya berasal dari China. Ada yang mereka tulis
dibuat di China, tapi desainnya di Australia. Entah benar atau tidak, tapi
masalah desain bisa dimana saja sebenarnya. Produk China memang membanjiri
pasar dunia, tak terkecuali di Australia. *
Pintu
masuk Paddys Market di Sydney
Salah
satu lapak di Queen Victoria Market di Melbourne
No comments:
Post a Comment