Masjid Jami' Darul Istiqamah |
Saya mengenal Pesantren Darul Istiqamah Maccopa pada tahun 2000-an ketika Forum Kajian Insani (FKI) SEMA FISIP Unhas berencana mengadakan Pesantren Mahasiswa (Pesma) dan disepakati kegiatan bertempat di pesantren ini. Tahun 2000 itu saya menjadi salah satu panitia pelaksana, walau baru satu tahun menjadi mahasiswa dan aktivis FKI.
Pada tahun 2001, ketika menjadi Ketua FKI, saya tetap mengadakan Pesma di Maccopa. Di sini para mahasiswa baru mengikuti kegiatan selama tiga hari meliputi materi dari para dosen dan ustad, kemudian diskusi kelompok, muhasabah, dan games. Acara dipisah antara maba laki-laki dan perempuan.
Pada tahun-tahun selanjutnya saya tidak banyak beraktivitas di sini. Saya hanya mendengar kabar dari teman-teman tentang keutamaan dan kekhasan pesantren ini. Di antara keutamaannya adalah, pendiri pesantren ini, KH. Ahmad Marzuki Hasan, adalah hafidz Al Quran, dan tangan kanan Kahar Muzakkar waktu bergerilya di hutan. Kemudian, setelah Kahar tertembak mati, para pendukungnya kembali ke kota dan beraktivitas seperti biasa. Ust Marzuki aktif memberikan ceramah, dan mendirikan Pesantren Darul Istiqamah.
Selain itu, saya juga terbiasa mendengar bahwa di sini umum diadakan Pernikahan Massal Pasangan Muda. Mereka yang muda-muda dinikahkan sebagai salah satu cara untuk menghindari dosa. Tak hanya berlaku di kalangan santri dan warga, tapi juga anak-cucu pimpinan melakukan pernikahan dini tersebut. Prinsip untuk memilih yang halal dalam hubungan lawan jenis lebih diutamakan ketimbang terjebak dalam dosa pacaran.
Setelah kepemimpinan Ust Marzuki, Darul Istiqamah dipimpin oleh KH. M. Arif Marzuki atau biasa dikenal sebagai Ust Arif. Ust Arif memulai pengembangan area pesantren dari yang hanya sehektar menjadi 60-an hektare. Sungguh tidak mudah untuk itu, tapi hal itu bisa dilakukan di bawah kepemimpinannya. Ketika itu para ibu-ibu warga sampai harus menyumbangkan perhiasannya untuk membiayai perjuangan pesantren.
Setelah Ust Arif, kepemimpinan diberikan ke Ust. Mudzakkir Arif, MA, anak tertuanya. Kepemimpinan beliau beberapa tahun, selanjutnya dikembalikan lagi kepada Ust Arif. Pada tahun 2015, kepemimpinan pesantren diteruskan oleh Ust Muzayyin Arif.
Pada tahun 2005, saya menikah di sini. Ditemani kawan saya sekost, Arif Supam Wijaya yang orang Maros juga, saya ke Maccopa. Bertemu Ust Fakhruddin Ahmad, kawan saya juga di FLP, dan akhirnya bertemu Ust Mudzakkir Arif, MA. Kepada Ust Mudzakkir saya utarakan niat ingin menikah, dan dicarikanlah.
Singkat kata, saya menikah di Masjid Pesantren Darul Istiqamah dengan undangan sederhana. Sebagai mahasiswa dengan gaji pas-pasan dari mengajar bimbel, saya dibantu oleh beberapa kawan. Di hari H, kawan saya Rimbawan membantu mengantar dengan mobilnya. Semua proses pun berjalan dengan lancar. Saya pikir, jika kita ingin baik pastilah Allah akan membantu kita menjadi orang baik. Dan, menikah adalah salah satu cara untuk berproses menjadi orang baik. *
*
No comments:
Post a Comment