Sunday, July 5, 2015

Konferensi Pers Film KMGP

Penulis, Sutradara, Tim Produksi, dan Artis Utama KMGP The Movie
Pada sebuah pagi, 27 Juni 2015, saya membaca postingan Mba Helvy Tiana Rosa terkait press conference film Ketika Mas Gagah Pergi yang diadakan hari itu juga pukul tiga sore di acara Celebrating 20th Wardah, bertempat di Senayan City, Jakarta.

Sebagai orang yang banyak mendapatkan inspirasi dan kebaikan dari Mba Helvy saya pikir, jika ada waktu, saya harus ke Jakarta. Berpartisipasi dalam hal baik adalah baik, batin saya. Sejak lama, saya memang banyak dibantu oleh beliau. Pada tahun 2009, saya direkomendasikan oleh HTR untuk jadi peserta program esai Majelis Sastra Asia Tenggara dan bertemu dengan beberapa penulis kawakan seperti Mohamad Sobary. Saya juga diajak untuk bergabung dalam International League of Islamic Literature atau Rabithah al Adab al Islami al Alamiyah bersama 15 penulis Indonesia lainnya untuk jadi anggota pertama lembaga tersebut yang berkantor pusat di Riyadh. Rabithah Indonesia dipimpin oleh Habiburrahman El Shirazy atau Kang Abik dengan Wakil Ketua Mba Helvy. Selanjutnya, banyak lagi catatan 'bantuan' Mba Helvy kepada saya yang saya pikir, sebagai adik yang baik saya harus membantu sejauh yang saya bisa.

Maka jelang siang waktu itu, saya bersegera naik kereta ke Jakarta. Harusnya turun di Gambir, tapi saya turun di Jatinegara, dan naik ojek agar tidak ketinggalan. Di sana, ternyata acara diundur. Saya masih bisa saksikan beberapa peragaan busana muslim. Acara preskon diadakan jam empat kuranglebih.

Ketika itu Mba Helvy memperkenalkan tim kerja film KMGP, kemudian beberapa artis utama pemeran Mas Gagah, Yudi, dan Nadia. Mereka masih muda-muda, dan terlihat memang masih baru dalam dunia hiburan. Ketika diminta beri sambutan, ketiganya masih terlihat kaku. Memang wajar sih, karena baru. Tapi, terlihat mereka tipe pembelajar yang cepat, dan mereka menikmati peran yang akan mereka emban di film ini. Film ini rencana akan disyuting di Jakarta dan di kampung saya, Ternate. 

Sebagai adik yang baik, saya mendukung seutuhnya film KMGP. Sebagai anggota FLP, saya juga sangat mendukung film yang diangkat dari novelet (awalnya cerpen) karya Mba Helvy. Secara pribadi, saya juga terbentuk kesadaran untuk berislamn lebih baik setelah baca cerpen beliau.

Kita tunggu filmnya nanti. Dan, bagi teman-teman yang ingin turut partisipasi, karena film ini sistemnya crowdfounding--dananya sumbangan dari mana-mana--bisa langsung mengirimkan donasinya. Apakah karena tidak ada donatur atau PH yang mau? Ada banyak PH yang mau memfilmkan, akan tetapi idealisme Mba Helvy dan juga pembaca, belum cocok dengan keinginan PH. Memang, dalam industri film dewasa ini tiap PH pasti berpikir gimana balik modalnya, maka idealisme--yang dijaga oleh para aktivis--bisa jadi berperang hebat dengan kebutuhan pasar.

Jadi, bagi teman-teman yang ingin berdonasi, bolehlah. Pastinya, untuk hal baik, kita harus saling bantu. Bukankah, begitu?

Berikut informasi tentang crowdfunding dan rekening terkait.

Crowdfunding adalah suatu gerakan dimana kita berdiri sejajar, membantu satu sama lain dan mengubah ide menjadi karya nyata yang bermanfaat. Tidak ada tangan yang di atas ataupun yang di bawah. Ini bukan belas kasihan apalagi minta-minta, melainkan gotong royong berdasarkan kesamaan ide, mewujudkan cita-cita bersama tanpa perlu tergantung pada segelintir pemilik modal. Jadi crowdfunding itu memerdekakan dan membebaskan, dari kita untuk kita.

Yuk, ikutan patungan bikin film Ketika Mas Gagah Pergi bersama para Sahabat Mas Gagah (@sahabatmasgagah). Rekening Mandiri 1570087778883 atau BNI Syariah 0259296140 a.n Lingkar Pena.

Konfirmasi sms 08121056956. Info: www.masgagah.com atau www.sastrahelvy.com


No comments:

Post a Comment

Kazakhstan from the Eyes of Indonesia: Understanding and Enhancing Long-Term Partnerships

Kazakhstan is known as the ‘Heart of Asia’. A country that is locked by the largest land in the world located in Central Asia. Kazakhstan is...