Bagi yang pernah belajar di
pesantren, pasti langsung teringat ini kata. Siapa yang
bersungguh-sungguh, kira-kira begitu terjemahnya, "maka dia berhasil!"
Kata "mukjizat" ini ternyata telah banyak memberi arti. Salah satunya ada pada A. Fuadi, seorang alumni Pondok Modern Gontor yang menulis buku "Negeri Lima Menara". Buku ini, menurut Fuadi, terinspirasi sekali dari kalimat itu. Akhirnya, setamatnya dari pondok di Ponorogo itu, Fuadi pun melanjutkan pendidikannya hingga ke Amerika.
Siapa sungguh-sungguh, dia berhasil! Betul sekali bukan?
Kalau ada yang rajin sekali belajar. Pastinya, ia akan berhasil. Tapi, kebalikannya, mereka yang malas, pasti akan merugi, seperti yang diajarkan juga di kalangan santri Gontor (dan pesantren alumninya), bahwa, "...penyesalan adalah akibat dari bermalas-malasan"
Dalam sejarah umat manusia juga telah memperlihatkan kepada kita. Alexander The Great berhasil memasuki dunia Timur, itu karena ia tidak malas. Sun Tzu berhasil menuliskan pengalaman-pengalaman perangnya dalam bukunya "The Art of War", itu berkat ia berhasil menempatkan kemalasannya di bawah sisi sungguh-sungguhnya. Ekspedisi Alex the Great, juga Sun Tzu--sebagai contoh dari banyaknya orang besar--telah menjadi inspirasi besar, bahwa "Man Jadda, maka Wajada!" Bahkan, kedua tokoh ini termasuk juga dalam 100 tokoh besar dunia yang berpengaruh ala Michael Hart.
Yup, siapa sungguh-sungguh, dia dapat. Dalam ranah apapun aktivitas kita, bersungguh-sungguhnyalah, agar keberhasilan itu segera menjelma! Selamat menjadi petarung yang berhasil! [Yanuardi Syukur, tulisan pernah dimuat di www.edumotivasi.blogspot.com, 3 Oktober 2010]
Kata "mukjizat" ini ternyata telah banyak memberi arti. Salah satunya ada pada A. Fuadi, seorang alumni Pondok Modern Gontor yang menulis buku "Negeri Lima Menara". Buku ini, menurut Fuadi, terinspirasi sekali dari kalimat itu. Akhirnya, setamatnya dari pondok di Ponorogo itu, Fuadi pun melanjutkan pendidikannya hingga ke Amerika.
Siapa sungguh-sungguh, dia berhasil! Betul sekali bukan?
Kalau ada yang rajin sekali belajar. Pastinya, ia akan berhasil. Tapi, kebalikannya, mereka yang malas, pasti akan merugi, seperti yang diajarkan juga di kalangan santri Gontor (dan pesantren alumninya), bahwa, "...penyesalan adalah akibat dari bermalas-malasan"
Dalam sejarah umat manusia juga telah memperlihatkan kepada kita. Alexander The Great berhasil memasuki dunia Timur, itu karena ia tidak malas. Sun Tzu berhasil menuliskan pengalaman-pengalaman perangnya dalam bukunya "The Art of War", itu berkat ia berhasil menempatkan kemalasannya di bawah sisi sungguh-sungguhnya. Ekspedisi Alex the Great, juga Sun Tzu--sebagai contoh dari banyaknya orang besar--telah menjadi inspirasi besar, bahwa "Man Jadda, maka Wajada!" Bahkan, kedua tokoh ini termasuk juga dalam 100 tokoh besar dunia yang berpengaruh ala Michael Hart.
Yup, siapa sungguh-sungguh, dia dapat. Dalam ranah apapun aktivitas kita, bersungguh-sungguhnyalah, agar keberhasilan itu segera menjelma! Selamat menjadi petarung yang berhasil! [Yanuardi Syukur, tulisan pernah dimuat di www.edumotivasi.blogspot.com, 3 Oktober 2010]
No comments:
Post a Comment