Barbara Andaya, Leonard Andaya, Yanuardi Syukur, dan Peter Carey |
Jawab Andaya, itu karena Maluku saat itu adalah kawasan dari dunia barat yang berupaya untuk menjadikan wilayah tersebut jadi barat. Sementara itu, kata Barbara Andaya, itu disebabkan karena tidak semua dari para tokoh dan ulama setempat menulis, akhirnya sejarawan tidak menulis dalam buku-buku mereka. Profesor Peter Carey menambahkan, kata dia, tidak semua tokoh dan ulama itu menulis. Yang menulis selanjutnya adalah orang-orang terdekatnya, atau murid-muridnya.
Kuliah umum ini diikuti oleh sekitar 100 orang di UI. Sangat menarik untuk dilanjutkan dalam diskusi yang panjang. Maluku dulunya adalah sebuah pusat, akan tetapi sekarang menjadi pinggiran.
Dalam kesempatan ini saya semapt berfoto bersama 3 professor tersebut: Prof Barbara Watson Andaya, Prof Leonard Y. Andaya, dan Prof Peter Carey di UI Depok, 10 Oktober 2015. *
luar biasa. selama ini saya adalah 'penikmat' karya-karya mereka (kecuali Carey, kebanyakan melalui pdf download). Saya bahkan dulu pernah berkirim email ke Pak L.Y. Andaya, menanyakan apakah saya boleh mendapatkan satu kopi buku Maluku. tapi waktu itu dia jawab, maaf sudah habis. belakangan saya lihat ada yang jual buku bekasnya di salah satu toko online dan saya sudah berancang-ancang hendak memesannya, ketika tiba-tiba terjemahannya muncul.
ReplyDeleteOya, boleh tanya, orang apakah Pak Andaya itu? Orang Hawaii? Bagaimana hubungannya dengan Barbra?
Salam
Herman Teguh
Terimakasih sudah mampir Pak Herman Teguh. Buku Pak Andaya sekarang mulai banyak diterjemahkan. Untuk Dunia Maluku bisa didapatkan di Penerbit Ombak Jogja. Saya lupa persis latar belakang beliau, tapi sepertinya asli Hawaii, dan Barbara adalah istrinya. Sama-sama professor juga. Luar biasa.
Delete