Sambutan Ibu Triana Wulandari dari Kemdikbud |
Dalam pertemuan ini, peserta bersepakat bahwa untuk ensiklopedia bagusnya ada penelitian lapangan. Akan tetapi, untuk 500-an suku bangsa yang tersebar tidak merata--ada yang aksesnya susah--membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, ada beberapa suku yang tidak bisa dijangkau dengan penelitian lapangan. Sumber-sumber dari buku dan internet pun dipakai. Karena ensiklopedia adalah 'pengantar', maka penjelasannya tentu tidak terlalu dalam sebagaimana buku-buku lainnya. Maka, 'kekurangan' tersebut pun bisa dimaklumi adanya.
Para penanggap dalam diskusi ini adalah Prof. Zulkifli dari UIN Jakarta, lulusan Leiden dan ANU. Ia memberi komentar terkait dinamika administrasi yang pasti berubah, maka dibutuhkan perubahan dalam demografi. Kemudian, identitas suku tersebut juga harus diteliti apakah identitas mereka itu disepakati oleh mereka sendiri, ataukah oleh masyarakat, atau oleh sang penulis. Artinya, seorang penulis bisa saja memberikan label pada apa yang diteliti tentu dengan bukti yang masuk akal. Kemudian beliau juga membahas tentang perlu dihindarinya sumber-sumber internet yang masih diragukan otentisitasnya.
Sementara itu, Abdul Rahman Patji dari LIPI, membahas beberapa kesalahan pengetikan dari draft yang ada. Untuk konten, ia juga memberikan koreksi terkait suku bangsa yang ada di Enrekang, Sulsel. Koreksian itu menjadi masukan yang sangat berharga bagi penyempurnaan draft tersebut.
Paparan lebih jauh diwakili oleh Koordinator tim yang juga editor ensiklopedia ini, Dr. Semiarto Aji Purwanto. Mas Aji menjelaskan tentang definisi suku bangsa, sub-suku bangsa, penutur bahasa, dan kelompok sosial lainnya yang ini menjadi dasar dalam labelling suku bangsa tertentu.
Ensiklopedia ini nanti akan dicetak dalam dua buku dan ada versi pdf-nya agar dapat diakses oleh banyak orang. Soft-lauchingnya direncanakan oleh Mendikbud Anies Baswedan pada akhir Oktober atau di bulan November 2015. *
Ensiklopedia ini nanti akan dicetak dalam dua buku dan ada versi pdf-nya agar dapat diakses oleh banyak orang. Soft-lauchingnya direncanakan oleh Mendikbud Anies Baswedan pada akhir Oktober atau di bulan November 2015. *
No comments:
Post a Comment