Sunday, August 21, 2016
Dari Seminar Parenting oleh Fauzil Adhim
Penulis buku parenting Mohammad Fauzil Adhim diundang sebagai pembicara dalam kegiatan Seminar Parenting yang diadakan oleh Sekolah Putri Darul Istiqamah (SPIDI) Maccopa Kab. Maros, Ahad (21/08). Penulis yang menetap di Jogja tersebut dipandu oleh Staf Khusus Pimpinan Pusat Pesantren Darul Istiqamah yang juga aktif di Agupena, Yanuardi Syukur.
Dalam materinya, Fauzil Adhim menjelaskan bahwa tiap kita perlu mempelajari kitah anak Nabi Nuh dan anak Nabi Luth. Kedua nabi tersebut adalah manusia pilihan Allah akan tetapi kenapa anaknya tidak taat kepada ajaran yang dibawa ayah mereka?
"Masalahnya ada pada istrinya," kata Fauzil Adhim. Menurutnya, peran seorang istri sangatlah penting dalam membentuk kepribadian seorang anak. Walaupun ayahnya seorang pendakwah ulung tapi kalau tidak didukung oleh ibu yang bervisi sama maka sang anak bisa saja memilih jalan yang berbeda dengan ajaran ayahnya. Menurut Fauzil yang juga aktif mengisi berbagai pengajian tersebut, inspirasi dari Al-Qur'an tersebut sangat penting dalam konteks bagaimana mendidik anak terutama dalam pendekatan Islam.
Dalam proses mendidik anak tiap orang tua perlu membedakan yang namanya keinginan dan kebutuhan. Keinginan bisa jadi banyak sekali akan tetapi belum tentu itu juga kebutuhan. Apa yang diinginkan anak tidak semuanya harus diturutkan. Yang diturutkan adalah yang sesuai dengan kebutuhan.
Fauzil juga mewanti-wanti agar para orang tua tidak berpikir sekedar yang matematis dalam mendidik anak. Seorang bapak yang hanya berfungsi mencari uang dan memberikan uang tak ubahnya sebagai bapak yang 'penyandang dana', sementara itu ibunya yang bertugas menyimpan uang saja bisa dinamakan dengan bendahara. Kata Fauzil, jangan sampai asuhan orangtua hanya di uang saja. Sebaliknya orangtua harus memberikan pendidikan keteladanan kepada anak-anaknya.
Konsultan anak tersebut juga menjelaskan bahwa tiap anak harus ditumbuhkan semangat untuk menuntut ilmu. "Kemauan pada ilmu jauh lebih penting daripada berapa banyak ilmu yang didapatkan," kata beliau. Artinya, jika seorang anak punya semangat belajar tinggi, itu sudah bagus sekali. Soal pertambahan ilmu itu bisa bertahap seiring dengan waktu.
Pentingnya pendidikan ini juga disampaikan oleh Yanuardi Syukur yang mengutip kalimat bijaksana dari Tiongkok, "Jika anda berencana untuk satu tahun, tanamlah padi. Jika anda berencana selama 10 tahun tanamlah pohon. Jika anda berencana selama 100 tahun didiklah manusia."
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi perkembangan anak. Selain itu, pendidikan juga perlu dibarengi dengan akhlak mulia yang dihadirkan dalam berbagai aktivitas sehari-hari.
Seminar ini diikuti oleh ratusan peserta dari santri dan orangtua santri. Dua orang penanya mendapatkan buku karangan Mohammad Fauzil Adhim. *
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kazakhstan from the Eyes of Indonesia: Understanding and Enhancing Long-Term Partnerships
Kazakhstan is known as the ‘Heart of Asia’. A country that is locked by the largest land in the world located in Central Asia. Kazakhstan is...
-
Kazakhstan is known as the ‘Heart of Asia’. A country that is locked by the largest land in the world located in Central Asia. Kazakhstan is...
-
It is said that the best time to reflect is at night. The most universal sign of night is darkness. This means that when it is dark is the b...
-
At the afternoon, my conversation with friends about Morocco and Indonesia came to the figure of Ibn Battutah (24 February 1304 – 1368/1369)...
No comments:
Post a Comment