Friday, August 3, 2018
30 Menit Ngobrolin FLP di Okezone
Selama 21 tahun terakhir, Forum Lingkar Pena (FLP) telah berkontribusi untuk dalam perkembangan literasi di Indonesia dan menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga pemerintah, NGO, kedutaan, serta civil society. Tertarik dengan hal itu, Okezone.com, sebuah media di bawah MNC Corporation, mengundang FLP untuk berbagai cerita dalam acara chatbox selama 30 menit, bertempat di Lantai 12 Gedung Inews TV, Jakarta (2/8/2018).
Dalam acara yang dipandu oleh host Dennis Dwi Nugraha tersebut, FLP diwakili oleh tiga aktivisnya, yaitu M. Irfan Hidayatullah (Ketua Dewan Pertimbangan), Yanuardi Syukur (Koordinator Divisi Litbang), dan Aprilina Prastari (PIC Manajemen Penulis).
Irfan Hidayatullah bercerita soal sejarah FLP yang didirikan oleh tiga perempuan, yaitu Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, dan Maimon Herawati. "Saat itu mereka merasakan pentingnya membudayakan baca-tulis di masyarakat, sekaligus untuk mengumpulkan para penulis Indonesia menjelang berakhirnya Order Baru," kata Irfan yang juga kandidat doktor dari FIB UI.
Sementara itu, Yanuardi Syukur bercerita tentang bagaimana menemukan passion dalam menulis. "Awalnya saya tertarik menulis lewat buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang saya beli di Pasar Mayestik tahun 1997. Akan tetapi, setelah medengarkan suara hati, saya rupanya lebih condong untuk menulis buku nonfiksi, dan sampai saat ini saya lebih produktif dengan menulis nonfiksi," kata Yanuardi, yang sementara meneliti terkait gerakan Islam untuk program doktornya di FISIP UI.
Aprilina Prastari bercerita tentang berbagai program FLP yang sementara dijalankan, seperti kerjasama dengan Kemenkumham, UC News, Kaskus, serta inisiatif untuk membuat manajemen penulis yang dapat membantu menghubungkan antara penulis FLP dengan kebutuhan pasar dalam berbagai pelatihan kepenulisan. "Dalam kaderisasi, selain materi keislaman dan ke-FLP-an, kami juga memberikan tip tentang bagaimana menulis cerpen, puisi, novel dan lain sebagainya kepada para peserta," lanjut April yang juga lulusan Magister Komunikasi UI.
Diskusi selama setengah jam ini bisa disebut sebagai diskusi versi singkat dari "kontribusi FLP selama 21 tahun di Indonesia." Diskusi seperti ini sangat penting tidak hanya dalam konteks refleksi perjalanan lembaga literasi yang telah melahirkan sekian banyak penulis, buku, bahkan adaptasi buku dalam bentuk film layar lebar seperti karya-karya Habiburrahman El-Shirazy, Asma Nadia, dan Helvy Tiana Rosa, akan tetapi juga untuk menyebarkan inspirasi bahwa perjuangan literasi di Indonesia harus terus dikembangkan dengan berbagai program kreatif dan kolaboratif. *
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kazakhstan from the Eyes of Indonesia: Understanding and Enhancing Long-Term Partnerships
Kazakhstan is known as the ‘Heart of Asia’. A country that is locked by the largest land in the world located in Central Asia. Kazakhstan is...
-
Kazakhstan is known as the ‘Heart of Asia’. A country that is locked by the largest land in the world located in Central Asia. Kazakhstan is...
-
It is said that the best time to reflect is at night. The most universal sign of night is darkness. This means that when it is dark is the b...
-
At the afternoon, my conversation with friends about Morocco and Indonesia came to the figure of Ibn Battutah (24 February 1304 – 1368/1369)...
No comments:
Post a Comment