Tuesday, May 25, 2021

Dr. KH. Mujetaba Mustafa: Pendakwah, Pendidik, dan Pejuang Kemerdekaan Palestina

Ada tiga hal yang dapat menggambarkan pribadi Dr. Mujetaba Mustafa: pendakwah, pendidik, dan pejuang kemerdekaan Palestina.

Sebagai pendakwah, Dr. Mujetaba rajin menyebarkan dakwah Islam dengan berbagai topik. Mulai dari topik iman, silaturahmi, dan menjadi manusia bahagia.
Sebagai ahli tafsir, dia menjelaskan Al-Qur'an dengan bahasa yang ringan, dan mudah dicerna. Tulisannya, tentang toleransi waktu masih berafiliasi pada IAIN Palopo dibaca oleh banyak orang sebagai berikut: Abstract viewed = 99 times dan PDF downloaded = 1022 times.
Sebagai pendidik, Dr. Mujetaba juga rutin mendidik anak muda agar cinta kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya. Sandy Padi, pengurus Musholla Nurul Ilmi Politeknik STIA LAN Makassar, menulis: "Kami Jadi saksi kalau beliau Guru yang baik. Tiga tahun terakhir beliau selalu mengisi kajian ramadhan di Musholla kampus kami dengan ciri khas retorika beliau yang penuh semangat dengan tema yang sangat menyentuh realitas. Terakhir beliau mengangkat tema pada kajian ramadhan kemarin " Puasa dan Work inspiring."
Dr. Mujetaba juga menulis beberapa artikel jurnal seperti "Kewajiban Berdakwah Menurut Al-Qur'an" dan "Konsep Mahabbah dalam Al-Qur'an" (keduanya di Jurnal Al-Asas, 2020). Tentang toleransi, dia menulis "Toleransi Beragama Perspektif Al-Qur'an" (Jurnal Tasamuh IAIN Sorong, 2015).
Dr. Mujetaba juga aktif dalam pembelaan terhadap bangsa Palestina. Dia adalah Ketua Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Sulsel yang aktif dalam menggalang berbagai advokasi.
Sebagai Ketua KNRP, pada Februari 2015 ia juga melakukan audiensi dengan Wali Kota Makassar, Danny Pomanto dan mendapat dukungan menggelar Jumat untuk Palestina yang dipusatkan dari sejumlah masjid di Makassar dengan target 2 M.
Dia mengaku sangat berterima kasih atas respons positif wali kota terhadap penggalangan donasi tesebut. Walikota Danny juga mengatakan siap membantu dalam hal sosialisasi. Saat itu, Wali Kota Danny memberi donasi Rp100 juta untuk rakyat Palestina.
Danny mendonasikan uang pribadinya saat lelang bingkai Masjid Al-Aqhsa pada acara konser kemanusiaan peduli Palestina, yang digelar di Celebes Convention Center (CCC), Minggu (22/2/2015). Konser bertajuk Makassar peduli Palestina ini dihibur artis Opick, Tomboati Band dan Melly Goeslaw.
Pada 2017, menyusul ditutupnya Masjid Al Aqsa, ratusan masyarakat Makassar menggelar aksi di Monumen Mandala, Makassar, Jum'at (21/7/2017). Menurut Dr. Mujetaba Mustafa, aksi ini dilakukan untuk memberikan dukungan kepada Palestina dan mendorong pemerintah mengadvokasi warga Palestina.
“Kita menagih kebijakan luar negeri yang bebas aktif. Bebas tidak terikat negara manapun tapi aktif memberikan advokasi dan pembelaan terhadap segala bentuk penindasan di muka bumi seperti amanah Undang-Undang Dasar,” kata Mujetaba kepada Anadolu Agency.
Mujetaba juga menegaskan, penyampaian aspirasi ini dipengaruhi oleh apa yang terjadi di Masjid Al Aqsa. "Kalau Masjid Al Aqsa masih ditutup sampai minggu depan, kami akan turun dalam jumlah yang lebih besar,” tegasnya.
Sebagai sesama umat Muslim, menurutnya, aksi ini merupakan panggilan nurani untuk menjaga kiblat pertama kaum muslim itu. Sebab, tanggung jawab menjaga Masjid Al Aqsa bukan hanya di tangan pemerintah Palestina, tapi juga seluruh umat Islam.
Dia berharap, “Semoga ada tindakan nyata dari Indonesia untuk merespon peristiwa penutupan Masjid Al Aqsa. Ini teriakan kepada pemerintah Indonesia yang rakyatnya mayoritas Muslim supaya masjid suci ini diperjuangkan agar bisa dipakai beribadah lagi,” tutupnya, sebagaimana dikutip Shenny Fierdha di laman Anadolu Agency.
Dalam sebuah kesempatan, kalau tidak salah ingat, saya pernah memandu diskusi bersama beliau. Waktu itu beliau bahas soal sifat-sifat utama yang harus dimiliki seorang muslim. Biasanya, saat mendengarkan bahasan Islam dari orang yang dalam ilmunya itu mendatangkan tidak hanya kedalaman ruhiyah tapi juga pemikiran kita.
Dari Wonomulyo, Sulawesi Barat, Ust Zainal Abidin, koleganya menulis sebagai berikut: "Saya dengan beliau pernah satu pondok pesantren selama 6 tahun sejak 1982 sd 1988...Saya termasuk salah satu alumni pesantren IMMIM seangkatan yg cepat menikah, hanya kurang lebih 3 tahun selepas pesantren."
"Dr. Mujetaba-lah yang setia menemani saya sejak 1 atau 2 hari sebelum akad s.d. 3 hari setelah akad. Beliau mencukur rambut saya dan mendampingi saya sepanjang hari-hari bahagia itu. Yang paling saya ingat beliau membisik saya, "kamu menikah dengan perempuan elo tomatoa (pilihan orang tua), kalau saya nanti menikah elota matoha (pilihan sendiri)."
Dr. Mujetaba kuliah di IAIN Alauddin Makassar sementara saya, lanjut Ust Zainal, kuliah di LIPIA Jakarta. "Sehingga kami hidup di dua kota yg berbeda dan harus naik pesawat atau kapal laut kalau mau saling mengunjungi."
Ust Zainal melanjutkan ceritanya:
"Suatu waktu Dr. Mujetaba melanjutkan kuliahnya di pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Ciputat, sehingga kadang ada waktu ketemuan dan mengobrol. Beliau senang perubahan dan gerakan perubahan yg kebetulan tinggal di Bekasi, saat itulah saya perkenalkan dg sahabat saya atas nama Muh Nuh, sehingga bersentuhan dengan gerakan tarbiyah selama ambil S2 di Ciputat. Ketika saya terpilih menjadi anggota DPRD Sulawesi Barat dari PKS, saya sering mengundang beliau memberikan ceramah dan arahan kepada kader-kader PKS di Sulawesi Barat."
Pada Ahad, 16 Mei 2021 pukul 04.30 Wita, Mantan Komisioner Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Makassar tersebut pergi untuk selamanya di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Jalan Perintis Kemerdekaan KM 11, Makassar.
Banyak orang menuliskan kesan terkait beliau di media sosial, dan tak lepas semuanya dengan doa. Dr. KH. Mudzakkir Arif, mendoakan tokoh dan pejuang tersebut sebagai berikut:
اللهم أسكنه الفردوس الاعلى من الجنة
Artinya: "Ya Allah, tempatkan beliau dalam Firdaus yang paling tinggi di dalam surga." Dari jauh saya turut mendoakan semoga alm Dr. Mujetaba Mustafa diberikan tempat terbaik di sisi Allah swt dan keluarganya diberi kesabaran. *

No comments:

Post a Comment

Kazakhstan from the Eyes of Indonesia: Understanding and Enhancing Long-Term Partnerships

Kazakhstan is known as the ‘Heart of Asia’. A country that is locked by the largest land in the world located in Central Asia. Kazakhstan is...