Hari ini saya masih capek. Tadi malam baru tiba dari Makassar. Satu keluarga kami berkunjung ke sana untuk menghadiri pernikahan Fahmi Islami dan Siti Nur Faizah Nasir, sekaligus silaturahmi keluarga. Peresmian Aula Darul Istiqamah pada 1 Januari 2022, membuat saya juga ingin hadir, sebab di momen itu juga buku Ust Muzakkir yang saya edit juga ada soft launching.
Malam ini saya dengar lagu romantic. Lagu lama, tapi indah didengar. Malam-malam seperti ini biasanya enaknya tidur, tapi saya coba memperbaiki meja belajar saya. Setelah duduk, saya coba merenungkan bahwa usiaku sekarang 40 tahun. Sementara itu, kebaikanku belum seberapa, dan kuliahku belum juga selesai.
Saya kadang merasa iri melihat teman-temanku yang cepat selesai. Saat jenjang sarjana, saya juga lambat selesai; kuliahku 7 tahun. Saat melihat temanku yang duluan tamat, saya merasa sedih. Kok bisa ya mereka duluan, sementara saya belum, bahkan masih mengulang mata kuliah statistik?
Saat jenjang master, saya coba kejar belajar dengan giat agar bisa tamat lebih cepat. Saya tamat kurang dari 2 tahun. Saya merasa beruntung. Walau tidak duduk di deretan mereka yang cumlaude, tapi di atas kertas saya juga cumlaude.
Ketika kuliah doktor ini saya menghadapi banyak sekali pengalaman. Mulai dari anakku lahir dua di Depok, Faiz dan Amirah. Dua anak yang lucu dan menyenangkan saat melihatnya. Sebagai ayah saya juga harus peduli dengan mereka, di tengah statusku sebagai mahasiswa. Peduli juga anakku yang lain, Anisah, Afifah, dan Fikri juga harus terjaga.
Saya dapat pengalaman ke Bangkok, dan juga ke Amerika. Sesuatu yang dulunya tidak pernah terbayangkan. Saya dulunya merasa minder dengan bahasa Inggris. Saya merasa tidak bisa, tapi setelah saya coba ternyata bisa juga dikit-dikit. Sejak dapat pengalaman luar negeri itu saya jadi sering dan senang belajar dan membaca terkait luar negeri, khususnya terkait Islam, dunia global, politik, dan tokoh dunia. Saya merasa senang saat baca kisah-kisah itu, dan berharap dapat menjadi orang yang turut mewarnai dunia.
Malam ini saya baru saja mengirimkan foto saat di Australia. Kawanku butuh. Mungkin buat video. Saat buka foto lama, saya lihat foto-fotoku saat di tiga kota di sana. Ketika bertemu Prof Ismet Fanany di Deakin, saya ingat saat jalan sendiri naik trem di sebuah sore. Saya waktu itu selain melanjutkan kerja sama antara Unkhair-Deakin, juga ingin melanjutkan PhD di situ. Sudah daftar, tapi tidak saya lanjutkan. Soal bahasa Inggris menjadi kendala saat itu, butuh IELTS 7. Jika fokus betul dalam setahun atau setahun lebih katanya sih bisa.
Malam ini saya ingin berdoa memohon petunjuk kepada Allah swt, semoga saya mendapatkan pencerahan akal dan budi agar bisa menyelesaikan disertasiku yang tertunda oleh berbagai faktor. Saya berharap tahun ini bisa menyelesaikan studi tersebut. Yah, semoga ada kemudahan. Tetap semangat.