Perkumpulan RPI kembali merayakan parade puisi dalam rangka HUT ke-2, 18 Maret 2022. Dalam sambutan, saya menyampaikan bahwa parade puisi adalah bagian dari sinergi antaraktivis, antarkolega, untuk menimbuhkan semangat positif bagi sesama.
Sejak pandemi melanda dunia, dan Indonesia--awal Maret 2020, RPI konsen menggelar diskusi dan kegiatan positif untuk saling menguatkan. Pembacaan puisi adalah satu bagian penting untuk itu. Terlihat sangat mudah, tapi sebenarnya tidak mudah-mudah amat juga. Baca puisi butuh power, yang power itu berasal dari kejernihan dan ketulusan hati.
Puisi yang dibacakan dari hati jernih-tulis akan sampai pada hati manusia dengan kejernihan dan ketulusan. Itulah kenapa kita kadang jadi sedih atau jadi geram, atau bahkan bersemangat tinggi untuk sesuatu saat mendengarkan puisi yang dibacakan oleh orang tertentu. Tiap kata punya magic, dan tiap suara juga punya magic.
Evi Andriani membawakan acara dengan baik. Sebagai pengurus RPI, Evi aktif bersinergi dengan kolega lainnya, dan saat ini ia aktif di Bidang Penulisan dan Penerbitan. Bersama satu tim, Evi merancang acara sebaik-baiknya.
Saya sempat bacakan sajak lama yang saya tulis di atas pesawat. Ceritanya tentang kisah perjuangan orang kampung dalam menggapai cita-cita. Setelah selesai satu, ia mengejar yang lainnya. Begitulah seterusnya perjuangan kita mencapai cita-cita. Kita terus mencari mengejar ketinggian dan kemuliaan hidup sejauh yang dapat kita kejar.
Saya kira bagus sekali untuk kita budayakan menulis, menerbitkan, dan membacakan puisi secara berkala. Atas segala kontribusi tim kerja, saya ucapkan terima kasih. Semua yang menyampaikan puisi tadi, bagus-bagus, dan dapat ide kita agar ke depannya pembacaan puisinya bisa sendiri atau bisa duet, atau mungkin beberapa orang sekaligus.*
Maaf tidak ikutan, sedang ikut kegiatan penyusunan Soal Ujian SMP sampai sore
ReplyDelete